KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah pengaruh
globalisasi terhadap makanan dan pola makan masyarakat Indonesia, karya siswa
SMK Islam Terpadu Smart Informatika Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Laporan ini
tersusun atas bantuan dari berbagai pihak, diantaranya :
1.
Bapak
Arif Priyanto, S.Pd.I selaku kepala sekolah SMKIT Smart
Informatika
2.
Ustadzah
Srining Hastuti S.Pd selaku pengajar pendidikan kewarganegaraan SMKIT Smart
Informatika Surakarta.
3.
Beberapa
web/blog sebagai sumber referensi saya.
4.
Teman-teman
Galaksi yang selalu memberikan support untuk saya.
5.
Seluruh
pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak diatas. Meskipun
kami telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam menyusun laporan ini, namun
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari sistematika maupun
penyusun kalimatnya.
Oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang
membangun, demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua, khususnya para pembaca.
Surakarta, Januari 2016
Penyusun
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Masyarakat dunia yang hidup pada zaman sekarang tak terlepas dari
adanya globalisasi. Globalisasi merupakan suatu proses berkembangnya era baru
dalam hal kebudayaan masyarakat yang baru. Globalisasi membawa banyak dampak,
terutama untuk Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi bagi Indonesia
ialah masuknya berbagai macam kebudayaan asing ke Indonesia. Dan tentunya
dengan masuknya budaya-budaya asing tersebut membawa perubahan dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia. Contoh dari perubahan tersebut misalnya masyarakat
yang lebih memilih memakan makanan luar negeri/makanan luar negeri dibanding
dengan memakan makanan dari negaranya sendiri.
Makanan merupakan hal pokok yang dibutuhkan masyarakat, karena
dengan adanya makanan, manusia dapat mempertahankan hidupnya. Dalam memenuhi
kebutuhan tesebut masyarakat berlomba-lomba membeli berbagai macam produk
makanan. Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada
juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum
disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan prosesnya membutuhkan waktu yang
lama. Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih
mengonsumsi makanan yang cepat saji. Saat ini kita sering menjumpai beberapa
produk makanan dan minuman cepat saji yang berasal dari luar negeri. Makanan
luar negeri adalah segala sesuatu yang dapat dimakan yang bukan berasal dari
lingkungan itu sendiri. Berbagai produk makanan tersebut seakan-akan telah
menyingkirkan makanan asli buatan Indonesia. Fastfood banyak digemari orang
sehingga fastfood dapat dikatakan sebagai salah satu budaya populer. Fastfood
merupakan makanan yang berasal dari budaya asing yang telah diadopsi oleh
masyarakat Indonesia menjadi sebuah lifestyle. Hal ini memperlihatkan munculnya
budaya baru yaitu memakan fastfood.
Di Indonesia sudah banyak makanan luar negeri yang telah tersebar
luas. Biasanya makanan tersebut diperjual-belikan di restoran-restoran yang
berasal dari luar negeri juga. Makanan-makanan luar negeri di Indonesia sudah
perlahan-lahan mulai menggeser makanan seperti sate, bakso, lalapan, rendang,
klepon, kue cucur, bolu kukus, lemper dan lain sebagainya. Makanan-makanan
tersebut sudah mulai dilupakan karena masyarakat Indonesia lebih memilih
makanan-makanan yang lebih modern yang berasal dari luar negeri seperti fried
chicken, steak, burger, pizza, hotdog, french fries, spagheti, sushi dan lain
sebagainya. Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higienis, modern,
dan praktis. Dengan memakan makanan tersebut, orang akan merasa bangga karena
berarti mereka akan disebut sebagai orang yang modern dan tidak ketinggalan
zaman. Sayangnya, masyarakat Indonesia mengkonsumsi makanan luar negeri tanpa
tahu bahwa tidak semua makanan cepat saji baik untuk kesehatan, Hanya demi
gengsi, mereka tidak memerhatikan bahaya kesehatan yang akan dialami dalam
jangka waktu lama.
Terdapat beberapa dampak positif dan juga dampak negatif yang
ditimbulkan oleh masuknya makanan luar negeri ke Indonesia. Tetapi jika
lama-kelamaan dampak negatif terus menyebar di kalangan masyarakat Indonesia
sekarang, mungkin makanan-makanan tradisional Indonesia akan hilang dan akan
digantikan oleh makanan-makanan luar negeri dan nantinya akan mempengaruhi
memudarnya budaya Indonesia.
1.2
TUJUAN
Ada beberapa tujuan makalah ini, antara lain :
1.
Mengetahui
pengaruh globalisasi dalam hal makanan.
2.
Mengidentifikasi
pengaruh yang ada dalam makanan masyarakat Indonesia saat sudah terpengaruh
globalisasi.
1.3
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Apakah
pengertian globalisasi itu?
2.
Apakah
pengaruh globalisasi terhadap makanan di Indonesia?
3.
Adakah
pengaruh negatif dari globalisasi di bidang makanan?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI
Globalisasi belum memiliki arti yang pasti. Untuk mengartikannya
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain.
Anggapan yang ada selama ini tentang globalisasi adalah bahwa
proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus
identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau daerah akan tersisih oleh
kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global. Misalnya saja tradisi gotong
royong yang biasa dilakukan masyarakat di desa, sekarang ini mulai sedikit
orang yang mau melakukan. Masyarakat mulai bersifat individualisme yaitu
mementingkan diri sendiri. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Kemajuan
teknologi komunikasi memang telah membuat batas dan jarak menjadi hilang dan
tidak berguna. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
globalisasi di dunia.
ü Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara
lain terutama di bidang ekonomi.
ü Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup.
ü Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televise
satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya.
ü Peningkatan interaksi cultural (kebudayaan) melalui perkembangan
media massa (terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga
internasional). Saat ini, kita mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai
hal hal tentang beranekaragamnya budaya, misalnya dalam hal pakaian dan
makanan.
2.1 PENGARUH GLOBALISASI DI BIDANG MAKANAN
Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun,
ada juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum
disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan proses pengolahannya membutuhkan
waktu yang lama.
Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih
mengonsumsi makanan yang cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan yang
singkat dalam penyajiannya dan tidak menunggu proses pemasakan yang lama.
Makanan cepat saji biasa disebut fast food. Makanan cepat saji sekarang banyak
dan mudah sekali ditemui.
Di samping itu juga ada makanan yang pembungkusnya menggunakan
aluminium foil, biasanya makanan untuk anak-anak. Selain makanan juga ada
minuman dalam kaleng, sehingga mudah dan dapat langsung diminum. Contoh makanan
yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog, hamburger,
sushi, steak, puyunghai, dan donat. Contoh minuman: banyak bermunculan minuman
isotonik.
Dengan adanya makanan cepat saji yang berasal dari luar negeri
membuat orang merasa bangga jika bisa memakannya. Karena jika memakannya
berarti disebut orang yang modern dan tidak ketinggalan zaman. Makanan cepat
saji tidak semuanya aman untuk kesehatan. Jika ingin menikmati makanan atau
minuman cepat saji, pilihlah jenis makanan atau minuman yang benar-benar aman
untuk kesehatan.
2.2 SELERA LIDAH ORANG INDONESIA
Selera terkait dengan perasaan menyenangkan yang disebabkan oleh
makanan tertentu sehingga timbul keinginan untuk makan. Pengalaman yang timbul
karena perpaduan rasa makanan yang menimbulkan perasaan menyenangkan, tidak
hanya mengenyangkan. Selera bisa jadi bersifat individual jika terkait dengan
pengalaman unik pribadi seseorang saat makan. Tapi dari sisi penerimaan panca
indra (terutama lidah pengecap), selera bisa diartikan menjadi keinginan
rata-rata orang untuk menikmati makanan.
Setiap negara memang memiliki selera makan yang berbeda-beda,
termasuk di Indonesia. Secara umum, selera orang Indonesia dikaitkan dengan
bumbu sehingga cita rasa tersebut menjadi satu pegangan penting saat menyajikan
masakan Indonesia. Orang Indonesia terbiasa memakan makanan yang mengandum
garam. Apapun makanannya pasti terasa tidak lengkap bila tidak ditambah dengan
garam. Ada juga beberapa orang Indonesia yang kalau makan harus ditambah dengan
kerupuk. Bukan makan namanya bila tanpa keurupuk, katanya. Negara Indonesia
memang surganya kerupuk. Apapun bisa dijadikan kerupuk, mulai dari kulit
binatang, ceker ayam, hingga daun bayam. Selain surganya kerupuk, Indonesia
juga merupakan surganya sambal. Di negara ini juga ada begitu banyak varian
sambal. Nyaris setiap daerah memiliki kekhasan jenis sambal dengan cita rasanya
masing-masing. Sepeti halnya kerupuk, bagi sebagian besar orang Indonesia, tak
nikmat rasanya bila makan tanpa ditemani sambal atau apapun itu yang akan
memberikan cita rasa pedas pada makanan.
Dan salah satu guyonan khas Indonesia adalah “Bukan orang Indonesia
jika tidak suka makan dengan sambal pedas”. Selain menambah kenikmatan makan,
sambal pedas juga dapat membuat nafsu makan bertambah. Tetapi sebagian besar
masyarakat Indonesia ternyata lebih memilih untuk memanjakan selera
makannya dengan mengonsumsi makanan
apapun yang mereka suka tanpa memerhatikan kesehatannya.
2.3 MASUKNYA MAKANAN LUAR NEGERI KE INDONESIA
Masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai rasa keingintahuan
budaya makanan luar negeri dan ingin
mencobanya karena bosan dengan makanan tradisional. Oleh karena itu, masyarakat
Indonesia dengan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru. Apalagi banyak
makanan-makanan luar negeri yang dipromosikan lewat dunia maya maupun media
cetak. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia tidak mau ketinggalan. Mereka pasti
ingin menikmati apa yang ditawarkan oleh dunia maya maupun media cetak. Karena
akibat itulah masyarakat Indonesia sekarang jadi berubah. Dengan adanya dunia
maya dan media cetak itu masyarakat Indonesia sekarang bisa tahu apa saja
makanan-makanan luar negeri yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang luar negeri.
Seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara luar terutama
negara-negara barat suka sekali mengonsumsi makanan-makanan cepat saji
(fastfood). Dan itu pula yang di tiru oleh masyarakat kita. Di Indonesia sudah
banyak makanan-makanan luar negeri yang tersedia dalam bentuk cepat saji.
Dengan adanya globalisasi kebanyakan masyarakat Indonesia mulai cenderung
beralih kemakanan cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat
dalam penyajiannya dan tidak perlu menunggu proses pemasakan yang lama. Makanan
cepat saji sekarang banyak dan mudah sekali ditemui. Mungkin dengan hidangan
yang lezat dan disajikan dalam waktu singkat, membuat kita untuk sering sekali
mengonsumsinya. Padahal kita semua tahu bahwa makanan cepat saji juga mempunyai
dampak yang negatif untuk tubuh kita
dalam jangka panjang nanti.
2.4 DAMPAK MAKANAN LUAR NEGERI
·
Dampak
Negatif
Berkembangnya era globalisasi di lingkungan masyarakat Indonesia
mempengaruhi rasa nasionalisme kuliner tradisional Indonesia. Hal tersebut
menimbulkan pandangan dari beberapa masyarakat yang berpendapat bahwa makan di
restoran cepat saji yang mewah seperti Mc Donald’s, KFC, Dunkin Donuts, Pizza
Hut, Hoka Hoka Bento, dan Solaria akan terasa lebih enak dan bergengsi daripada
makan di warteg (warung tegal), atau warung-warung di pinggir jalan yang
menjual makanan asli Nusantara. Hal tersebut akan menggeser bahkan cepat atau
lambat orang-orang akan mulai melupakan makanan tradisional.
Makanan cepat saji sudah sangat populer di hampir semua kalangan
masyarakat Indonesia. Dari yang muda sampai yang tua pasti sudah mencicipinya.
Makanan-makanan tersebut memang sangat mudah ditemui di mall-mall, restoran dan
pertokoan besar di pusat dan pinggiran kota. Dan mungkin juga telah membudaya
dan menjadi santapan elit terutama bagi kaum remaja di perkotaan.
Tapi sayangnya banyak dari kita yang tidak tahu bahwa jenis-jenis
makanan cepat saji pada umumnya sangatlah berpotensi sebagai junk food. Junk
food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki
sedikit kandungan nutrisi.
Ciri-ciri makanan golongan junk food adalah:
ü Mengandung lemak jenuh yang tinggi,
ü Bergula tinggi,
ü Kandungan nutrisi lainnya tipis, seperti protein, vitamin dan
mineral,
ü Mengandung banyak sodium (garam-garaman),
ü Mengandung banyak kolesterol,
ü Mengutamakan citarasa.
Dibawah ini
adalah kandungan kolesterol, lemak, kalori, dan garam yang terkandung dalam
makanan dan minuman junk food.
Dibawah ini beberapa tips untuk menghindari kebiasaan mengonsumsi
junk food tersebut diantaranya adalah:
1.
Biasakan
makan di rumah sebelum pergi beraktivitas ke luar rumah.
2.
Makan
teratur dan biasakan sarapan pada pagi hari.
3.
Minum
banyak air.
4.
Belajar
bagaimana membuat makanan yang lezat dan sehat di rumah. Hal ini bisa didapat
dengan cara membeli buku resep makanan, bertanya kepada teman ataupun keluarga,
ataupun kursus memasak.
5.
Jika
ingin mengemil maka sebaiknya mengonsumsi buah-buahan ataupun biskuit gandum.
6.
Mencari
informasi mengenai dampak negatif dari junk food.
7.
Mulailah
berolahraga secara teratur.
8.
Kontrol
terhadap diri sendiri serta ciptakan suasana yang mendukung usaha anda dalam
menghindari konsumsi junk food.
Masyarakat Indonesia
pada umumnya mengkonsumsi makanan luar negeri hanya karena tidak ingin
dikatakan ketinggalan zaman. Kebanyakan masyarakat Indonesia terutama para
remaja berifikir bahwa jika kita memakan makanan dari luar negeri akan terlihat
keren. Itulah dampak dari globalisasi makanan luar negeri yang mengubah pola
makan masyarakat Indonesia.
·
Dampak
Positif
Dampak makanan
luar negeri yang ada di Indonesia juga memberikan banyak hal positif seperti
kemajuan pengetahuan tentang makanan-makanan yang biasa dikonsumsi oleh
orang-orang luar negeri. Makanan cepat saji yang tersedia juga membuat
masyarakat lebih praktis jika sedang berada dalam keadaan darurat. Masuknya
makanan dari luar negeri juga memberikan ide-ide baru bagi orang orang
Indonesia dalam melakukan inovasi. Contohnya adalah kue cubit, kue khas dari
Garut tersebut yang pada umumnya hanya ditaburi dengan meses di atasnya,
sekarang sudah dijual dengan rasa green tea.
Salah satu contoh lainnya adalah Iffah
Syarifah Hendrayati, penerima Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013
kategori inovasi pasar perkebunan di kantor Kementerian Pertanian dengan
produknya "Greentea Rice Cracker". Inovasi yang beliau lakukan adalah
mencampurkan makanan tradisional opak dengan cokelat dan green tea (teh hijau).
Dua hal itu membuktikan bahwa budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan
perkembangan zaman, asalkan masih tidak meninggalkan ciri khas dari budaya
tersebut. Sebenarnya pengaruh budaya dari luar itu tidak selamanya negatif,
karena pengaruh budaya luar bisa pula memberi inspirasi bagi negara itu
sendiri.
2.5 CARA MEMPERTAHANKAN MAKANAN TRADISIONAL INDONESIA
Memang ketika
kita mengikuti memakan apa yang dimakan oleh orang-orang luar negeri bisa
dikatakan keren dan tidak ketinggalan zaman, tetapi kita juga harus mencintai
makanan tradisional yang kita miliki. Lalu bagaimana kita bisa mempertahankan
makanan tradisional ketika makanan luar negeri masuk ke Indonesia?
Yang pertama,
biasanya makanan-makanan tradisional hanya diperjual-belikan di Indonesia, kita
harus bisa memperkenalkannya ke negara-negara yang besar dan maju agar negara
tersebut juga bisa merasakan makanan asli indonesia. Saat kita pergi berkunjung
ke luar negeri, jangan lupa membawa makanan tradisional Nusantara dan
persilahkan kepada orang-orang disana untuk mencicipinya.
Yang kedua,
pemerintah juga harus mendukung memperkenalkan makanan tradisional Indonesia di
luar negeri. Jika tanpa dukungan pasti makanan tradisional Indonesia tidak bisa
dikenal oleh negara-negara asing lainnya. Contohnya, pemerintah harus membentuk
kelompok-kelompok yang bisa memperkenalkan makanan tradisional di luar negeri.
Yang ketiga,
menumbuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk tetap melestarikan makanan
tradisional karena hal tersebut bisa dibilang adalah jati diri bangsa. Walaupun
hanya dengan sedikit kesadaran, hal tersebut akan menyelamatkan makanan
tradisional di negeri ini.
Yang keempat,
Pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak
menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran
budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya
bangsa serta bagaimana cara mengadaptasi budaya lokal di tengah maraknya
globalisasi.
Yang kelima,
berpartisipasi dalam acara-acara yang berhubungan dengan kuliner tradisional
Indonesia dan juga tidak lupa untuk mengajak orang lain sehingga mereka
tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya.
Jadi,
sebenarnya masyarakat Indonesia boleh mencicipi atau mengkonsumsi
makanan-makanan luar negeri tetapi tidak dengan meniggalkan makanan-makanan
tradisional yang dimiliki Indonesia.
BAB 3
KESIMPULAN
Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu
negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat
budaya itu sejalan dengan budaya kita ini. Melihat kenyataan bahwa para
generasi muda bangsa Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang
mereka anggap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis. Tanpa kita sadari
makanan-makanan luar negeri telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.
Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional. Bila
hal ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa kebudayaan lokal akan
banyak yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya
dan anak cucu kita kelak tidak tahu akan
jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka. Perlunya
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya Indonesia adalah kewajiban setiap
lapisan masyarakat, dimana peran setiap mereka yang terus berusaha untuk
mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan budaya itu untuk tetap
ada.
Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga
sangatlah penting. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah
penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah
disetiap event-event akbar nasional, misalnya tari-tarian, lagu daerah, makanan
daerah, dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan
kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari
leluhurnya.
Sebenarnya, pengaruh budaya luar terhadap budaya di Indonesia,
kembali kepada individu masing-masing apakah tetap bisa memilih dan memilah
atau sebaliknya hanyut dengan pengaruh budaya luar tersebut. Kita harus
membekali diri dengan pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan
sehingga tidak mudah terpangaruh dan bisa memilih mana yang baik atau tidak,
karena sebenarnya banyak pengaruh budaya dari luar yang justru bila
diaplikasikan dengan tetap mengacu kepada budaya bangsa sendiri, akan
menghasilkan harmoni.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kuntaraf,
Dr. Jonathan (1995). Makanan Sehat. Bandung: Penerbit Indonesia Publishing
House.
2.
Saputra,
Lukman Surya (2007). Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan
Patriotisme. Bandung: Penerbit PT Setia Purna Inves.
3.
Alamsyah,
Yuyun (2008). Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional: Meraih Untung dari Bisnis
Masakan Tradisional Kaki Lima sampai Restauran. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo.
4.
Premono,
Aliva Yuliana (2011). Pengaruh Globalisasi terhadap Kesatuan dan Persatuan
Bangsa. http://amikom.ac.id/research/index.php/DMI/article/view/5416
5.
Fadillawati,
Evi (2011). Subjektivitas dan Identitas Kebudayaan Indonesia. http://www.academia.edu/5490651/SUBJEKTIVITAS_DAN_IDENTITAS_KEBUDAYAAN_INDONESIA_FastFood_sebagai_Identitas_Baru_di_Kalangan_Kaum_Muda
6.
Rusdhiajeng,
Guritsiyah Bukit (2013). Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Makanan
Impor di Indonesia. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5370
7.
Fiansyah,
Rahmat (2013). Inovatif, Produk Pangan ini Sukses Tembus Pasar Asia dan Eropa. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/02/1001417/Inovatif.Produk.Pangan.ini.Sukses.Tembus.Pasar.Asia.dan.Eropa
8.
Widyaprastuti,
dr. Hermin. Waspada Bahaya di Balik Lezatnya Junk Food. http://www.tanyadok.com/kesehatan/waspada-bahaya-di-balik-lezatnya-junk-food
0 comments:
Post a Comment